SEJARAH PARA
IMAM DAN MUHADDITSIN
www.majelisrasulullah.org
Kenalilah Akidahmu
85
Beliau lahir pada th 204 H dan wafat pada Rajab 261 H, beliau adalah Imam Mulia
yang menjadi peringkat kedua dari seluruh para Muhadditsin, yaitu setelah Imam
Bukhari rahimahullah, beliau ini adalah murid daripada Imam Ahmad bin Hanbal, dan ia
digelari sebagai salah satu Huffadhuddunia, bersama Imam bukhari, yaitu salah satu
dari Imam yang dalam peringkat tertinggi dari para Hafidhul hadits, ia menulis hadits
shahih pada usianya 15 tahun sebanyak 12 ribu hadits shahih dan menyingkat itu
semua dari 300 ribu hadits.
Berkata para Muhaddits : “bila kita mencatat hadits selama 200 tahun maka tetaplah
kita harus kembali berpegang pada Musnad Imam Muslim.
Al Hafidh Al Muhaddits Imam Malik bin Anas bin Malik Al Ashbahiy Al Madaniy
rahimahullah
Beliau lahir pada th 93 H, dan wafat pada rabiul awal 179 H
Beliau adalah penulis kitab yang sangat termasyhur, yaitu Al Muwatta’, yang
mengandung 2000 hadits dan sanadnya.
Beliau adalah seorang Ulama agung di Madinah Almunawwarah dan sangat
berwibawa.
Diriwayatkan bila orang orang mencambuk onta ontanya untuk berusaha kemana
mana mencari seorang ulama yang paling tinggi keluasan ilmunya, niscaya mereka tak
akan temukan Ulama yang ilmunya melebih Sang Alim yang di Madinah, yaitu Imam
Malik rahimahullah, Imam Malik adalah Guru Imam Syafii.
Berkata Imam Syafii : “bila ulama disebut sebut, maka Imam Malik adalah bintang yang
berpijar”.
Dan berkata Imam Syafii : “kalau bukan karena Imam Malik dan Imam Ibn Huyaynah,
niscaya telah sirna ilmu di Hijaz (jazirah arab)”
Berkata Imam Syafii : “tak ada kitab yang lebih mengandung kejelasan dan
pembenaran yang menyamai Al Muwatta’ Imam Malik
Imam Malik berpakaian rapih dan selalu menggunakan minyak wangi.
Berkata Imam Al hafidh Wuhaib bahwa Imam semua ahl hadits adalah Imam Malik
Berkata Imam Qutaibah, bila Imam Malik keluar menyambut tamunya beliau
berpakaian indah, memakai sifat mata, wewangian dan membagi bagikan kipas
kepada masing masing tamunya, ia adalah Imam yang sangat berwibawa, majelis
dirumahnya selalu hening dan tak ada suara keras dan tak pula ada yang berani
mengeraskan suaranya, ruangan beliau dipenuhi kesejukan dan ketenangan, dan
beliau dimakamkan di kuburan Baqi’
Diriwayatkan bahwa bila Imam Malik akan membacakan hadits maka ia berwudhu, lalu
merapikan janggut putihnya, lalu duduk dengan wibawa dan tenang, menggunakan
wewangian, barulah beliau mengucapkan hadits Rasulullah saw, ketika ditanyakan
kepadanya mengenai itu, beliau berkata : “aku mengagungkan hadits nabi saw, aku tak
SEJARAH PARA
IMAM DAN MUHADDITSIN
www.majelisrasulullah.org
Kenalilah Akidahmu
86
menyukai mengucapkan hadits trkecuali dalam keadaan suci”, dan beliau tak suka
mengucapkan hadits dalam perjalanan atau dalam terburu buru.
Bila ada orang yang mengeraskan suara saat beliau membaca hadits Nabi saw maka
beliau berkata : “jangan kau keraskan suaramu, rendahkan suaramu, karena Allah
telah berfirman :
Wahai Orang orang yang beriman, jangan kau keraskan suaramu
didepan Rasulullah saw
, maka barangsiapa yang mengeraskan suaranya didepan
hadits Rasulullah saw sama dengan mengeraskan suaranya dihadapan Rasulullah
saw”.
Imam Malik berkata : “Ilmu bukanlah dengan berpanjang panjang riwayat, tetapi
cahaya yang disimpan Allah didalam sanubari”.
Al Hafidh Al Muhaddits Imam Nu’man bin Tsabit dikenal dengan Abu Hanifah
(Imam Hanafi) rahimahullah
Beliau wafat pada th 150H, ada pendapat yang mengatakan kelahirannya pada th 61
H, Imam Abu Hanifah belasan tahun lebih tua dari Imam Malik, dan mereka hidup
dalam satu zaman, namun diriwayatkan bahwa Imam Abu Hanifah sangat memuliakan
dan menghormati Imam Malik di Madinah Almunawwarah.
Imam Abu Hanifah banyak ditentang para Muhadditsin dan sebagian besar menilai
haditsnya dhaif, dan beberapa fatwanya yang tampak kurang sesuai dengan Jumhur
Ulama, namun sebagian pendapat mengatakan karena justru hal itu disebabkan
karena di masa beliau adalah masa dahsyatnya fitnah, dan beliau tergolong kepada
generasi Tabi’in
(sumber : Asshafwatusshofwah, Tadzkiratul Huffadh, Siyar fii A’laaminnubala, Tanbihul
Mughtarrin, Tariikh Asshaghir, Tarikh Al Baghdad, Fathul Baari Al masyhur).
Tiada ulasan:
Catat Ulasan