Tawaran Murah Hotel

Selasa, September 23, 2008

SEJARAH PARA IMAM DAN MUHADDITSIN

SEJARAH PARA

IMAM DAN MUHADDITSIN

www.majelisrasulullah.org

Kenalilah Akidahmu

85

Beliau lahir pada th 204 H dan wafat pada Rajab 261 H, beliau adalah Imam Mulia

yang menjadi peringkat kedua dari seluruh para Muhadditsin, yaitu setelah Imam

Bukhari rahimahullah, beliau ini adalah murid daripada Imam Ahmad bin Hanbal, dan ia

digelari sebagai salah satu Huffadhuddunia, bersama Imam bukhari, yaitu salah satu

dari Imam yang dalam peringkat tertinggi dari para Hafidhul hadits, ia menulis hadits

shahih pada usianya 15 tahun sebanyak 12 ribu hadits shahih dan menyingkat itu

semua dari 300 ribu hadits.

Berkata para Muhaddits : “bila kita mencatat hadits selama 200 tahun maka tetaplah

kita harus kembali berpegang pada Musnad Imam Muslim.

Al Hafidh Al Muhaddits Imam Malik bin Anas bin Malik Al Ashbahiy Al Madaniy

rahimahullah

Beliau lahir pada th 93 H, dan wafat pada rabiul awal 179 H

Beliau adalah penulis kitab yang sangat termasyhur, yaitu Al Muwatta’, yang

mengandung 2000 hadits dan sanadnya.

Beliau adalah seorang Ulama agung di Madinah Almunawwarah dan sangat

berwibawa.

Diriwayatkan bila orang orang mencambuk onta ontanya untuk berusaha kemana

mana mencari seorang ulama yang paling tinggi keluasan ilmunya, niscaya mereka tak

akan temukan Ulama yang ilmunya melebih Sang Alim yang di Madinah, yaitu Imam

Malik rahimahullah, Imam Malik adalah Guru Imam Syafii.

Berkata Imam Syafii : “bila ulama disebut sebut, maka Imam Malik adalah bintang yang

berpijar”.

Dan berkata Imam Syafii : “kalau bukan karena Imam Malik dan Imam Ibn Huyaynah,

niscaya telah sirna ilmu di Hijaz (jazirah arab)”

Berkata Imam Syafii : “tak ada kitab yang lebih mengandung kejelasan dan

pembenaran yang menyamai Al Muwatta’ Imam Malik

Imam Malik berpakaian rapih dan selalu menggunakan minyak wangi.

Berkata Imam Al hafidh Wuhaib bahwa Imam semua ahl hadits adalah Imam Malik

Berkata Imam Qutaibah, bila Imam Malik keluar menyambut tamunya beliau

berpakaian indah, memakai sifat mata, wewangian dan membagi bagikan kipas

kepada masing masing tamunya, ia adalah Imam yang sangat berwibawa, majelis

dirumahnya selalu hening dan tak ada suara keras dan tak pula ada yang berani

mengeraskan suaranya, ruangan beliau dipenuhi kesejukan dan ketenangan, dan

beliau dimakamkan di kuburan Baqi’

Diriwayatkan bahwa bila Imam Malik akan membacakan hadits maka ia berwudhu, lalu

merapikan janggut putihnya, lalu duduk dengan wibawa dan tenang, menggunakan

wewangian, barulah beliau mengucapkan hadits Rasulullah saw, ketika ditanyakan

kepadanya mengenai itu, beliau berkata : “aku mengagungkan hadits nabi saw, aku tak

SEJARAH PARA

IMAM DAN MUHADDITSIN

www.majelisrasulullah.org

Kenalilah Akidahmu

86

menyukai mengucapkan hadits trkecuali dalam keadaan suci”, dan beliau tak suka

mengucapkan hadits dalam perjalanan atau dalam terburu buru.

Bila ada orang yang mengeraskan suara saat beliau membaca hadits Nabi saw maka

beliau berkata : “jangan kau keraskan suaramu, rendahkan suaramu, karena Allah

telah berfirman :

Wahai Orang orang yang beriman, jangan kau keraskan suaramu

didepan Rasulullah saw

, maka barangsiapa yang mengeraskan suaranya didepan

hadits Rasulullah saw sama dengan mengeraskan suaranya dihadapan Rasulullah

saw”.

Imam Malik berkata : “Ilmu bukanlah dengan berpanjang panjang riwayat, tetapi

cahaya yang disimpan Allah didalam sanubari”.

Al Hafidh Al Muhaddits Imam Nu’man bin Tsabit dikenal dengan Abu Hanifah

(Imam Hanafi) rahimahullah

Beliau wafat pada th 150H, ada pendapat yang mengatakan kelahirannya pada th 61

H, Imam Abu Hanifah belasan tahun lebih tua dari Imam Malik, dan mereka hidup

dalam satu zaman, namun diriwayatkan bahwa Imam Abu Hanifah sangat memuliakan

dan menghormati Imam Malik di Madinah Almunawwarah.

Imam Abu Hanifah banyak ditentang para Muhadditsin dan sebagian besar menilai

haditsnya dhaif, dan beberapa fatwanya yang tampak kurang sesuai dengan Jumhur

Ulama, namun sebagian pendapat mengatakan karena justru hal itu disebabkan

karena di masa beliau adalah masa dahsyatnya fitnah, dan beliau tergolong kepada

generasi Tabi’in

(sumber : Asshafwatusshofwah, Tadzkiratul Huffadh, Siyar fii A’laaminnubala, Tanbihul

Mughtarrin, Tariikh Asshaghir, Tarikh Al Baghdad, Fathul Baari Al masyhur).

Tiada ulasan: