Maulid di Al-Kifahi Ats-Tsaqafi: Memahami Kemunculan Islam di Tanah Suci
Maulid di Al-Kifahi Ats-Tsaqafi: Memahami Kemunculan Islam di Tanah Suci
Wednesday, 13 April 2011 15:05
Bukti-bukti sejarah justru menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat negeri Arab saat itu kondisinya masih lebih baik dibandingkan negeri-negeri lain.
Selama ini orang selalu beranggapan bahwa diturunkannya ajaran Islam di Makkah dan diutusnya Rasulullah SAW di sana adalah karena saat itu negeri Arab, khususnya Makkah dan sekitarnya, adalah negeri yang paling rusak dan paling biadab di antara negeri-negeri yang ada di dunia saat itu. Itulah yang selama ini dipahami oleh kebanyakan umat Islam di Indonesia yang mereka dapatkan dari buku-buku sejarah yang dipelajari di bangku sekolah dan keterangan orang-orang yang tak memahami masalah ini dengan teliti dan cermat.
Anggapan demikian dibantah oleh Habib Riziq Syihab dalam ceramahnya di depan ribuan jama’ah yang menghadiri peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Majelis Ta’lim Al-Kifahi Ats-Tsaqafi, pimpinan Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf, di Bukit Duri Puteran, Jakarta Selatan. Habib Riziq memaparkan bukti-bukti sejarah yang justru menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat negeri Arab saat itu kondisinya masih lebih baik dibandingkan negeri-negeri lain.
Benar bahwa Nabi Muhammad diutus dalam keadaan ketika dunia berada dalam kegelapan. Seluruh dunia berada dalam kondisi itu, termasuk negeri Arab. Tetapi dari data-data yang ada justru kedaan negeri-negeri lain pada saat itu jauh lebih biadab dibandingkan negeri Arab.
Karena itu, katanya, anggapan yang selama ini ada dalam benak kaum muslimin Indoensia harus diluruskan. Banyak data dan fakta yang dibeberkan oleh Habib Riziq dalam kesempatan itu tentang hal tersebut, tetapi tak akan diulas di sini sekarang, insya Allah akan dimuat dalam kisah utama edisi-edisi mendatang.
Menciptakan Ketenangan
Pada pagi hari Ahad 27 Maret 2011, bertepatan dengan Rabi’ul Akhir 1432 H, majelis ta’lim yang setiap Ahad pagi dipenuhi ribuan pecinta ilmu ini untuk kesekian kalianya mengadakan peringatan Maulid. Habib Umar dan majelis yang diasuhnya tampaknya menjadi magnet tersendiri yang mampu menyedot hadirin dari berbagai penjuru Ibu Kota dalam jumlah yang sangat besar.
Banyaknya jama’ah yang hadir di sini sesungguhnya bukan hal yang aneh jika mengingat bahwa pengajian kitab di majelis ini setiap Ahad pagi juga dipenuhi jama’ah. Untuk ukuran pengajian kitab (bukan pengajian biasa yang berisi ceramah) di Jakarta, jumlah jama’ah di majelis ini termasuk luar biasa dan dapat dikatakan yang terbesar di Jakarta.
Pada pukul 8.00, acara diawali dengan doa pembuka.
Setelah itu Gubernur DKI Jakarta, Dr. Ir. H. Fauzi Bowo, menyampaikan kata sambutan. Ia memberikan sambutan di awal acara karena telah ditunggu di beberapa majelis Maulid lainnya di Jakarta. Bahkan sebelum mendatangi majelis Maulid Al-Kifahi Ats-Tsaqafi, ia telah menghadiri acara di tempat lain. Jadi di bulan-bulan Maulid ini, katanya, Gubernur tak ubahnya seperti para habib dan kiai, yang harus berkeliling dari satu majelis ke majelis yang lain. Ia, sebagai gubernur, apalagi gubernur pertama yang dipilih langsung oleh masyarakat, tak ingin mengecewakan umat dan masyarakatnya.
Dalam sambutannya, Gubernur menegaskan bahwa kerja sama umara, ulama, dan masyarakat adalah syarat bagi keberhasilan pembangunan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di Jakarta. Program-program pemerintah tak akan berjalan dengan baik apabila tak didukung oleh ulama dan masyarakat. Ia juga mengingatkan jama’ah untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan kewaspadaan agar kita semua, sebagai warga Jakarta, dapat menikmati kehidupan yang tenang, aman, dan damai. Untuk itu ia mengharapkan, para jama’ah meneladani Rasulullah SAW, yang dengan kebijakan-kebijakannya dalam memimpin umat dapat menciptakan ketenangan di kota Madinah, sekaligus membawa kebesaran Islam.
Beberapa saat setelah sambutan Gubernur, Habib Hud bin Muhammad Al-Bagir Al-Attas mulai memimpin pembacaan Ya-Sin dan Tahlil.
Setelah itu Habib Umar Assegaf membuka pembacaan Maulid Simthud Durar. Secara berturut-turut beberapa habib membacakan pasal demi pasal riwayat Maulid dari kitab Simthud Durar, yang kemudian ditutup dengan pembacaan doa Maulid oleh Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf.
Selain tokoh-tokoh di atas, juga hadir dalam acara ini Habib Hamid bin Abdullah Al-Kaf, Habib Umar bin Ahmad Al-Hamid, Habib Ahyad bin Abdullah Banahsan, Habib Muhammad bin Husein Al-Aydrus, K.H. Dr. Manarul Hidayat, dan lain-lain.
Mencintai Ahlul Bayt
Yang pertama memberikan mauizhah hasanah adalah K.H. Dr. Manarul Hidayat. Di antara yang ditekankan olehnya sebuah pesan Nabi SAW kepada umatnya, “Didiklah anak-anak kalian tiga perkara: cinta kepada nabi kalian, cinta kepada ahlul baytnya, dan cinta kepada Al-Qur’an.”
Sekarang ini, kata K.H. Dr. Manarul Hidayat, banyak orang yang tak percaya bahwa para habib itu adalah keturunan Rasulullah. Kita jangan terpengaruh oleh orang-orang yang mengatakan demikian, karena mereka orang-orang yang tak mengerti namun sok tahu. Kita harus tetap berpegang kepada para habib, sebagaimana yang menjadi pegangan para ulama kita sejak dulu.
Karena itu, kita harus bersyukur, karena kita berada di tengah-tengah habaib dan menimba ilmu dari mereka.
K.H. Dr. Manarul Hidayat juga mengingatkan, para habiblah yang menyebarkan Islam di bumi Nusantara.
Sebelum Habib Riziq menyampaikan ceramahnya, beberapa habib yang hadir lebih dulu memberikan mauizhah hasanah, yakni Habib Umar bin Ahmad Al-Hamid, Habib Ahyad Banahsan, Habib Sholeh Bin Jindan. Doa penutup dibacakan oleh Habib Hamid bin Abdullah Al-Kaf.
Mengingat jumlah jama’ah Maulid majelis ini dari tahun ke tahun semakin membludak sedangkan tempat penyelenggaraan acara terbatas, direncanakan mulai tahun depan peringatan Maulid akan diadakan di Jalan…….., yang masih di wilayah Bukit Duri juga dan tidak jauh dari majelis. Tetapi waktu pelaksanaannya tetap diadakan di bulan Rabi’ul Akhir.
Di Majelis Ta’lim Al-Kifahi Ats-Tsaqafi, setiap Ahad pagi diadakan pengajian dengan membaca kitab Tafsir Jalalain, Tausyih (hasyiyah kitab Fathul Qarib), dan ad-Da`wah at-Tammah. Pengajian dimulai tepat pukul 8.00 dan diakhiri tepat pukul 10.00.
Selain pengajian Ahad pagi yang diperuntukkan bagi kaum bapak, Majelis Ta’lim Al-Kifahi Ats-Tsaqafi juga menyelenggarakan pengajian kaum ibu, yang diadakan pada setiap Jum’at pagi pada jam yang sama. Selain itu Al-Kifahi Ats-Tsaqafi juga menyelenggarakan kursus bahasa Arab dan agama, yang telah berjalan lebih dari sepuluh tahun dan telah menghasilkan banyak lulusan.
Maulid di Majelis Dzikir Riyadhul Jannah
Kedekatan Pejabat dengan Umat
Jangan meninggalkan shalat lima waktu, senantiasa hormat dan berbakti kepada orangtua, dan waspada terhadap fitnah yang dapat memecah belah umat Islam.
Majelis-majelis ta’lim di wilayah Depok dan sekitarnya tak mau kalah dengan majelis-majelis di Jakarta dan di tempat-tempat lain dalam memperingati kelahiran insan teladan dan manusia pilihan kecintaan umat Islam, Rasulullah SAW. Di antaranya, pada hari Ahad, 20 Februari 2011, bertempat di Majelis Dzikir Riyadhul Jannah, Griya Pendawa, Depok II Tengah, diadakan Maulid Baginda Nabi Muhammad SAW dan pengajian bulanan. Acara diadakan di kediaman pemimpin majelis, Habib Abu Bakar bin Salim bin Umar Bin Hud Alatas.
Ribuan jama’ah menghadiri acara ini. Bukan hanya kaum bapak, ibu-ibu pun tak mau ketinggalan memenuhi ruangan yang disediakan, sebagai tanda kecintaan mereka kepada junjungan mereka dan junjungan kita semua, Rasulullah SAW. Kaum ibu ini mengikuti acara dengan penuh perhatian bersama Syarifah Nawirah Alatas, istri pemimpin majelis dan ketua Muslimat NU kota Depok, Ibu Dewi Syarifah.
Hadir pula tamu-tamu dari beberapa negara. Pejabat-pejabat sipil dan militer pun banyak yang hadir memenuhi undangan panitia, di antaranya Wakil Wali Kota Depok beserta jajarannya, Kapolres Depok dan Wakapolres beserta jajarannya, Dandim Depok beserta jajarannya, Dandim Jakarta Selatan, Danrem 051 Wijayakarta, Ketua Pengadilan Kota Depok, Kepala Kejaksaan Kota Depok, Hakim Pengadilan Agama Kota Depok. Tampak pula Ketua MUI Depok, Ketua NU Depok, K.H. Burhanudin Marzuki, dan Ketua Muslimat NU Depok. Tak ketinggalan pula Camat dan Lurah serta Kapolsek dan Danramil beserta jajarannya.
Selain itu, hadir juga mantan Wakil Wali Kota Depok, Drs. H.Yuyun Wirasaputra, M.M., yang juga ketua Dewan Penasihat Majelis Dzikir Riyadhul Jannah.
Acara juga dihadiri para habib, kiai, ustadz, dan ustadzah. Di antaranya Habib Othman Omar Shahab, Lc. (pengisi program IQRA di TRANS TV), K.H. Burhanudin Marzuki, Ajengan Abdullah Thoyib, Cimanggu. Hadir pula Habib Muchsin Alatas (suami artis Titiek Sandora) dan artis Silvana Herman.
Setelah mendengarkan sambutan-sambutan dari tuan rumah dan beberapa pejabat yang hadir, para jama’ah pun dengan tertib dan penuh perhatian menyimak mauizhah hasanah yang disampaikan oleh Habib Othman Omar Shahab, Lc., K.H. Burhanudin Marzuki, dan Ajengan Abdullah Thoyib. Mereka pada umumnya menekankan kepada para jama’ah perihal perlunya meneladani akhlaq Baginda Rasulullah SAW.
Sedangkan Habib Abubakar Alatas, selaku pemimpin majelis, mengingatkan agar kita tidak meninggalkan shalat lima waktu, senantiasa hormat dan berbakti kepada orangtua, dan waspada terhadap fitnah yang dapat memecah belah umat Islam. Ia juga memberikan contoh al-akhlaqul karimah yang ditunjukkan oleh sang kakek, tokoh habaib yang sangat dicintai umat, Habib Umar bin Muhammad Bin Hud Alatas, yang kemudian diteladani oleh anak-anaknya, di antaranya Habib Salim bin Umar Bin Hud Alatas, pemimpin Pondok Pesantren As-Sa`adah, Cipayung, Puncak, dan ayah pemimpin majelis.
Sebagai cucu Habib Umar bin Muhammad Bin Hud Alatas, Habib Abubakar juga berusaha meneladani dan mengikuti jejaknya dengan menjaga keistiqamahannya dalam memimpin majelis agar kehadiran majelis ini dapat memberikan manfaat bagi umat, terutama dalam ilmu-ilmu agama.
Dalam kesempatan acara ini, juga dilakukan pengangkatan Wakil Wali Kota Depok, Kepala Kejaksaan, dan Danrem menjadi anggota Dewan Penasihat Majelis Dzikir Riyadhul Jannah oleh Ketua Dewan Penasihat Majelis Dzikir Riyadhul Jannah.
Acara Maulid yang berlangsung meriah dan dipandu oleh MC Ustadz Imam Riyanto ini bukan hanya diisi dengan mauizhah hasanah dan sambutan dari para tokoh. Para jama’ah juga disuguhi pembacaan qashidah, dibawakan oleh Habib Muchsin Alatas, yang membuat mereka terharu dan suasana menjadi bertambah syahdu. Tim hadhrah majelis dzikir Riyadhul Jannah pun turut memeriahkan acara ini.
Acara ditutup dengan doa oleh pemimpin majelis, Habib Abubakar Alatas. Setelah itu para jama’ah pun menikmati nasi kebuli, yang disediakan panitia.
Adapun pengajian rutin majelis ini diadakan setiap Ahad minggu ketiga, yang selalu dihadiri para pejabat kota Depok, tokoh-tokoh masyarakat, dan para tamu negara sahabat, seperti duta besar.
Wednesday, 13 April 2011 15:05
Bukti-bukti sejarah justru menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat negeri Arab saat itu kondisinya masih lebih baik dibandingkan negeri-negeri lain.
Selama ini orang selalu beranggapan bahwa diturunkannya ajaran Islam di Makkah dan diutusnya Rasulullah SAW di sana adalah karena saat itu negeri Arab, khususnya Makkah dan sekitarnya, adalah negeri yang paling rusak dan paling biadab di antara negeri-negeri yang ada di dunia saat itu. Itulah yang selama ini dipahami oleh kebanyakan umat Islam di Indonesia yang mereka dapatkan dari buku-buku sejarah yang dipelajari di bangku sekolah dan keterangan orang-orang yang tak memahami masalah ini dengan teliti dan cermat.
Anggapan demikian dibantah oleh Habib Riziq Syihab dalam ceramahnya di depan ribuan jama’ah yang menghadiri peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Majelis Ta’lim Al-Kifahi Ats-Tsaqafi, pimpinan Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf, di Bukit Duri Puteran, Jakarta Selatan. Habib Riziq memaparkan bukti-bukti sejarah yang justru menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat negeri Arab saat itu kondisinya masih lebih baik dibandingkan negeri-negeri lain.
Benar bahwa Nabi Muhammad diutus dalam keadaan ketika dunia berada dalam kegelapan. Seluruh dunia berada dalam kondisi itu, termasuk negeri Arab. Tetapi dari data-data yang ada justru kedaan negeri-negeri lain pada saat itu jauh lebih biadab dibandingkan negeri Arab.
Karena itu, katanya, anggapan yang selama ini ada dalam benak kaum muslimin Indoensia harus diluruskan. Banyak data dan fakta yang dibeberkan oleh Habib Riziq dalam kesempatan itu tentang hal tersebut, tetapi tak akan diulas di sini sekarang, insya Allah akan dimuat dalam kisah utama edisi-edisi mendatang.
Menciptakan Ketenangan
Pada pagi hari Ahad 27 Maret 2011, bertepatan dengan Rabi’ul Akhir 1432 H, majelis ta’lim yang setiap Ahad pagi dipenuhi ribuan pecinta ilmu ini untuk kesekian kalianya mengadakan peringatan Maulid. Habib Umar dan majelis yang diasuhnya tampaknya menjadi magnet tersendiri yang mampu menyedot hadirin dari berbagai penjuru Ibu Kota dalam jumlah yang sangat besar.
Banyaknya jama’ah yang hadir di sini sesungguhnya bukan hal yang aneh jika mengingat bahwa pengajian kitab di majelis ini setiap Ahad pagi juga dipenuhi jama’ah. Untuk ukuran pengajian kitab (bukan pengajian biasa yang berisi ceramah) di Jakarta, jumlah jama’ah di majelis ini termasuk luar biasa dan dapat dikatakan yang terbesar di Jakarta.
Pada pukul 8.00, acara diawali dengan doa pembuka.
Setelah itu Gubernur DKI Jakarta, Dr. Ir. H. Fauzi Bowo, menyampaikan kata sambutan. Ia memberikan sambutan di awal acara karena telah ditunggu di beberapa majelis Maulid lainnya di Jakarta. Bahkan sebelum mendatangi majelis Maulid Al-Kifahi Ats-Tsaqafi, ia telah menghadiri acara di tempat lain. Jadi di bulan-bulan Maulid ini, katanya, Gubernur tak ubahnya seperti para habib dan kiai, yang harus berkeliling dari satu majelis ke majelis yang lain. Ia, sebagai gubernur, apalagi gubernur pertama yang dipilih langsung oleh masyarakat, tak ingin mengecewakan umat dan masyarakatnya.
Dalam sambutannya, Gubernur menegaskan bahwa kerja sama umara, ulama, dan masyarakat adalah syarat bagi keberhasilan pembangunan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di Jakarta. Program-program pemerintah tak akan berjalan dengan baik apabila tak didukung oleh ulama dan masyarakat. Ia juga mengingatkan jama’ah untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan kewaspadaan agar kita semua, sebagai warga Jakarta, dapat menikmati kehidupan yang tenang, aman, dan damai. Untuk itu ia mengharapkan, para jama’ah meneladani Rasulullah SAW, yang dengan kebijakan-kebijakannya dalam memimpin umat dapat menciptakan ketenangan di kota Madinah, sekaligus membawa kebesaran Islam.
Beberapa saat setelah sambutan Gubernur, Habib Hud bin Muhammad Al-Bagir Al-Attas mulai memimpin pembacaan Ya-Sin dan Tahlil.
Setelah itu Habib Umar Assegaf membuka pembacaan Maulid Simthud Durar. Secara berturut-turut beberapa habib membacakan pasal demi pasal riwayat Maulid dari kitab Simthud Durar, yang kemudian ditutup dengan pembacaan doa Maulid oleh Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf.
Selain tokoh-tokoh di atas, juga hadir dalam acara ini Habib Hamid bin Abdullah Al-Kaf, Habib Umar bin Ahmad Al-Hamid, Habib Ahyad bin Abdullah Banahsan, Habib Muhammad bin Husein Al-Aydrus, K.H. Dr. Manarul Hidayat, dan lain-lain.
Mencintai Ahlul Bayt
Yang pertama memberikan mauizhah hasanah adalah K.H. Dr. Manarul Hidayat. Di antara yang ditekankan olehnya sebuah pesan Nabi SAW kepada umatnya, “Didiklah anak-anak kalian tiga perkara: cinta kepada nabi kalian, cinta kepada ahlul baytnya, dan cinta kepada Al-Qur’an.”
Sekarang ini, kata K.H. Dr. Manarul Hidayat, banyak orang yang tak percaya bahwa para habib itu adalah keturunan Rasulullah. Kita jangan terpengaruh oleh orang-orang yang mengatakan demikian, karena mereka orang-orang yang tak mengerti namun sok tahu. Kita harus tetap berpegang kepada para habib, sebagaimana yang menjadi pegangan para ulama kita sejak dulu.
Karena itu, kita harus bersyukur, karena kita berada di tengah-tengah habaib dan menimba ilmu dari mereka.
K.H. Dr. Manarul Hidayat juga mengingatkan, para habiblah yang menyebarkan Islam di bumi Nusantara.
Sebelum Habib Riziq menyampaikan ceramahnya, beberapa habib yang hadir lebih dulu memberikan mauizhah hasanah, yakni Habib Umar bin Ahmad Al-Hamid, Habib Ahyad Banahsan, Habib Sholeh Bin Jindan. Doa penutup dibacakan oleh Habib Hamid bin Abdullah Al-Kaf.
Mengingat jumlah jama’ah Maulid majelis ini dari tahun ke tahun semakin membludak sedangkan tempat penyelenggaraan acara terbatas, direncanakan mulai tahun depan peringatan Maulid akan diadakan di Jalan…….., yang masih di wilayah Bukit Duri juga dan tidak jauh dari majelis. Tetapi waktu pelaksanaannya tetap diadakan di bulan Rabi’ul Akhir.
Di Majelis Ta’lim Al-Kifahi Ats-Tsaqafi, setiap Ahad pagi diadakan pengajian dengan membaca kitab Tafsir Jalalain, Tausyih (hasyiyah kitab Fathul Qarib), dan ad-Da`wah at-Tammah. Pengajian dimulai tepat pukul 8.00 dan diakhiri tepat pukul 10.00.
Selain pengajian Ahad pagi yang diperuntukkan bagi kaum bapak, Majelis Ta’lim Al-Kifahi Ats-Tsaqafi juga menyelenggarakan pengajian kaum ibu, yang diadakan pada setiap Jum’at pagi pada jam yang sama. Selain itu Al-Kifahi Ats-Tsaqafi juga menyelenggarakan kursus bahasa Arab dan agama, yang telah berjalan lebih dari sepuluh tahun dan telah menghasilkan banyak lulusan.
Maulid di Majelis Dzikir Riyadhul Jannah
Kedekatan Pejabat dengan Umat
Jangan meninggalkan shalat lima waktu, senantiasa hormat dan berbakti kepada orangtua, dan waspada terhadap fitnah yang dapat memecah belah umat Islam.
Majelis-majelis ta’lim di wilayah Depok dan sekitarnya tak mau kalah dengan majelis-majelis di Jakarta dan di tempat-tempat lain dalam memperingati kelahiran insan teladan dan manusia pilihan kecintaan umat Islam, Rasulullah SAW. Di antaranya, pada hari Ahad, 20 Februari 2011, bertempat di Majelis Dzikir Riyadhul Jannah, Griya Pendawa, Depok II Tengah, diadakan Maulid Baginda Nabi Muhammad SAW dan pengajian bulanan. Acara diadakan di kediaman pemimpin majelis, Habib Abu Bakar bin Salim bin Umar Bin Hud Alatas.
Ribuan jama’ah menghadiri acara ini. Bukan hanya kaum bapak, ibu-ibu pun tak mau ketinggalan memenuhi ruangan yang disediakan, sebagai tanda kecintaan mereka kepada junjungan mereka dan junjungan kita semua, Rasulullah SAW. Kaum ibu ini mengikuti acara dengan penuh perhatian bersama Syarifah Nawirah Alatas, istri pemimpin majelis dan ketua Muslimat NU kota Depok, Ibu Dewi Syarifah.
Hadir pula tamu-tamu dari beberapa negara. Pejabat-pejabat sipil dan militer pun banyak yang hadir memenuhi undangan panitia, di antaranya Wakil Wali Kota Depok beserta jajarannya, Kapolres Depok dan Wakapolres beserta jajarannya, Dandim Depok beserta jajarannya, Dandim Jakarta Selatan, Danrem 051 Wijayakarta, Ketua Pengadilan Kota Depok, Kepala Kejaksaan Kota Depok, Hakim Pengadilan Agama Kota Depok. Tampak pula Ketua MUI Depok, Ketua NU Depok, K.H. Burhanudin Marzuki, dan Ketua Muslimat NU Depok. Tak ketinggalan pula Camat dan Lurah serta Kapolsek dan Danramil beserta jajarannya.
Selain itu, hadir juga mantan Wakil Wali Kota Depok, Drs. H.Yuyun Wirasaputra, M.M., yang juga ketua Dewan Penasihat Majelis Dzikir Riyadhul Jannah.
Acara juga dihadiri para habib, kiai, ustadz, dan ustadzah. Di antaranya Habib Othman Omar Shahab, Lc. (pengisi program IQRA di TRANS TV), K.H. Burhanudin Marzuki, Ajengan Abdullah Thoyib, Cimanggu. Hadir pula Habib Muchsin Alatas (suami artis Titiek Sandora) dan artis Silvana Herman.
Setelah mendengarkan sambutan-sambutan dari tuan rumah dan beberapa pejabat yang hadir, para jama’ah pun dengan tertib dan penuh perhatian menyimak mauizhah hasanah yang disampaikan oleh Habib Othman Omar Shahab, Lc., K.H. Burhanudin Marzuki, dan Ajengan Abdullah Thoyib. Mereka pada umumnya menekankan kepada para jama’ah perihal perlunya meneladani akhlaq Baginda Rasulullah SAW.
Sedangkan Habib Abubakar Alatas, selaku pemimpin majelis, mengingatkan agar kita tidak meninggalkan shalat lima waktu, senantiasa hormat dan berbakti kepada orangtua, dan waspada terhadap fitnah yang dapat memecah belah umat Islam. Ia juga memberikan contoh al-akhlaqul karimah yang ditunjukkan oleh sang kakek, tokoh habaib yang sangat dicintai umat, Habib Umar bin Muhammad Bin Hud Alatas, yang kemudian diteladani oleh anak-anaknya, di antaranya Habib Salim bin Umar Bin Hud Alatas, pemimpin Pondok Pesantren As-Sa`adah, Cipayung, Puncak, dan ayah pemimpin majelis.
Sebagai cucu Habib Umar bin Muhammad Bin Hud Alatas, Habib Abubakar juga berusaha meneladani dan mengikuti jejaknya dengan menjaga keistiqamahannya dalam memimpin majelis agar kehadiran majelis ini dapat memberikan manfaat bagi umat, terutama dalam ilmu-ilmu agama.
Dalam kesempatan acara ini, juga dilakukan pengangkatan Wakil Wali Kota Depok, Kepala Kejaksaan, dan Danrem menjadi anggota Dewan Penasihat Majelis Dzikir Riyadhul Jannah oleh Ketua Dewan Penasihat Majelis Dzikir Riyadhul Jannah.
Acara Maulid yang berlangsung meriah dan dipandu oleh MC Ustadz Imam Riyanto ini bukan hanya diisi dengan mauizhah hasanah dan sambutan dari para tokoh. Para jama’ah juga disuguhi pembacaan qashidah, dibawakan oleh Habib Muchsin Alatas, yang membuat mereka terharu dan suasana menjadi bertambah syahdu. Tim hadhrah majelis dzikir Riyadhul Jannah pun turut memeriahkan acara ini.
Acara ditutup dengan doa oleh pemimpin majelis, Habib Abubakar Alatas. Setelah itu para jama’ah pun menikmati nasi kebuli, yang disediakan panitia.
Adapun pengajian rutin majelis ini diadakan setiap Ahad minggu ketiga, yang selalu dihadiri para pejabat kota Depok, tokoh-tokoh masyarakat, dan para tamu negara sahabat, seperti duta besar.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan